Jumat, 31 Agustus 2018

Sejarah Senam di Indonesia

gymnasium
oxfordhistory.org.uk
Senam mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1912, pada masa penjajahan Belanda. Masuknya olahraga senam ini berbarengan dengan ditetapkannya pendidikan jasmani sebagai pelajaran wajib di sekolah. Karena senam merupakan bagian dari penjaskes, maka dengan sendirinya senam juga turut diajarkan di sekolah.
Senam yang pertama kali diperkenalkan pada waktu itu adalah senam versi Jerman.  Sistem ini menekankan pada kemungkinan gerak-gerak yang kaya sebagai alat pendidikan. Lalu pada tahun 1916, sistem itu digantikan oleh sistem Swedia yang lebih menekankan pada manfaat gerak. Sistem ini dibawa dan diperkenalkan oleh seorang perwira kesehatan dari angkatan laut  kerajaan Belanda yang bernama Dr. H. F. Minkema.
Lewat Minkema inilah senam di Indonesia mulai menyebar ke berbagai daerah, ketika pada tahun 1918 Minkema membuka kursus senam Swedia di kota Malang untuk para tentara dan guru. Meskipun demikian, awal mula penyebaran senam dianggap berasal dari Bandung. Alasannya, sekolah pertama yang berhubungan dengan senam didirikan di Bandung, ketika pada tahun 1922 dibuka MGSS (Militaire Gymnastiek en Sporschool).
Mereka yang lulus dari sekolah tersebut nantinya menjadi instruktur senam Swedia di sekolah-sekolahan. Melihat perkembangannya yang baik kemudian MGSS membuka cabang di beberapa daerah antara lain di Bogor, Malang, Surakarta, Medan, dan Probolinggo.

Masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, merupakan akhir dari olahraga senam. Jepang melarang semua bentuk senam di sekolah dan di lingkungan masyarakat dan menggantinya dengan “Taiso”Taiso adalah sejenis senam pagi (berbentuk kalestenik) yang wajib dilakukan di sekolah-sekolah sebelum pelajaran dimulai, dengan iringan radio yang disiarkan secara serentak.
china-sd.com
Sebelum melakukan taiso murid-murid diharuskan untuk memberi hormat kepada Kaisar Jepang. Caranya, dengan mengikuti aba-aba yang dikumandangkan, yang berbunyi “sei kei rei”, semua murid harus membungkuk dalam-dalam menghadap ke utara (Tokyo) tempat Kaisar Tenno Heika berada. Setelah melakukan senam, murid-murid juga diwajibkan untuk melakukan penghormatan kepada kaisar Jepang
Masa “Taiso” tidak berlangsung lama. Karena rakyat Indonesia banyak yang menentang dengan diadakannya Taiso. Dengan adanya penolakan yang besar-besaran, akhirnya senam yang diajarkan di sekolah-sekolah kembali kepada senam yang dulu dipakai sewaktu masa penjajahan Belanda.
Dengan semakin terkenalnya olahraga senam, maka didirikan sebuah organisasi yang berfungsi untuk membina para atlet yang berbakat. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 14 Juli 1963 dengan nama PERSANI (Persatuan Senam Indonesia) atas inisiatif tokoh-tokoh olahraga se-Indonesia yang menangani dan mempunyai keahlian pada cabang olahraga senam. Dengan ketua persani pertama adalah R. Suhadi.
ganefo I
Baru pada tahun 1964, Indonesia pertama kali mengikuti perlombaan senam lantai yang bertaraf Internasional di GANEFO I (Games of the New Emerging Forces) dengan Indonesia sebagai tuan rumahnya. Negara yang berpartisipasi pada cabang senam tersebut adalah Cina, Rusia, Korea, Mesir, dan Indonesia. Adapun cabang senam yang dipertandingkan adalah senam artistik.
Itulah sejarah awal perkembangan senam di Indonesia hingga sekarang. Dari peristiwa Ganefo itulah senam artistik mulai dikenal luas di Indonesia, sehingga pada tahun 1969, senam dipertandingkan untuk pertama kalinya di PON VII di Surabaya.

Sumber : https://suka-suka.web.id/macam-macam-gerakan-senam-lantai/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar